Mengukur Perilaku Pembayaran Debitur

Mengukur Perilaku Pembayaran Debitur

Bisnis biro kredit mungkin terbilang asing di telinga masyarakat Indonesia. Belum banyak orang yang mengerti bahwa perusahaan pembiayaan yang hendak memberikan pinjaman tunai wajib melakukan pengecekan kelayakan calon debitur ke biro kredit swasta.

 

Sebelumnya, biasanya lem baga keuangan menanyakan infor masi perkreditan debitur melalui Bank Indonesia (BI) atau lebih dike nal dengan istilah BI checking. Kini, perusahaan bisa menengok perusahaan seperti PT Pefindo Biro Kredit (PBK). Ini merupakan salah satu lembaga yang mengelola data dan menghasilkan informasi perkreditan.

 

"Kami membantu para individu yang akan melakukan pinjaman ke lembaga keuangan dengan memberikan score atau penilaian terhadap mereka, apakah layak atau tidak diberikan pinjaman berdasarkan sejumlah tolok ukur," kata Direktur Utama PBK Yohanes Arts Abimanyu kepada wartawan Republika Retno Wulandharidi kantornya di Jakarta, belum lama ini.

 

Jasa yang ditawarkan PBK, menurut Yohanes, berbeda dari layanan BI checking. Layanan yang dikeluarkan BI ini disebut hanya sebatas memberikan laporan perkreditan, fasilitas, dan riwayat pembayaran debitur. Sedangkan PBK, selain menyediakan infor masi tersebut, juga memberikan analisis, apa kah debitur layak atau tidak layak diberikan kredit.

 

"Potensinya besar sekali. Kalau dilihat dari jumlah lembaga keuangan perbankan yang akan menggunakan jasa PBK, totalnya bisa lebih dari 1.800. Ditambah perusahaan pembiayaan yang jumlahnya hampir 200," kata dia.

 

Dia menjelaskan, dalam pelayanannya, perusahaan menggunakan beberapa metodologi. Dari semua itu, tolok ukur yang terbesar adalah perilaku pembayaran seseorang pada masa lampau terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Yang dinilai itu ketepatan seseorang dalam membayar, bukan kemampuannya membayar.

 

"Kalau individu memakai kartu kredit dan pembayarannya sering terlambat, berarti scoring-nya bisa semakin turun. Score yang kami berikan antara 250-900. Semakin tinggi score-nya, maka risiko individu tersebut dalam pengembalian semakin rendah," ujar Yohanes. Berikut hasil wawancara lengkapnya.

 

 

Apa saja yang menjadi bisnis PBK?

PBK adalah lembaga yang menge lola data dan menghasilkan informasi perkreditan. Kami membantu para individu yang akan melakukan pinjaman ke lembaga keuangan dengan memberikan score atau penilaian terhadap mereka, apakah layak atau tidak diberikan pinjaman berdasarkan sejumlah tolok ukur.

 

PBK berdiri sejak 10 November 2014 dan beroperasi secara komersial melayani pelanggan sejak 2017. Pelanggan kami kebanyakan adalah bank dan perusahaan pembiayaan yang menyalurkan kredit kepada individu. Pada saat akan menya lurkan kredit kepada individu, mereka akan menanyakan profil dari si pemin jam.

 

Sebelum ada PBK, biasanya lembaga keuangan menanyakan informasi perkreditan debitur melalui Bank Indonesia (BI) atau lebih dikenal dengan istilah BI checking. Tapi BI checking hanya sebatas memberikan laporan perkreditan, fasilitas, dan riwayat pembayaran debitur. PBK, selain menyediakan informasi tersebut, juga memberikan analisis, apakah debitur layak atau tidak layak diberikan kredit.

 

Bagaimana potensi bisnis biro kredit di Indonesia?

Potensinya besar sekali. Kalau dilihat dari jumlah lembaga keuangan perbankan yang akan menggunakan jasa PBK, totalnya bisa lebih dari 1.800. Ditambah perusahaan pembia yaan yang jumlahnya hampir 200. Secara potensi, mereka inilah yang kami anggap sebagai member utama. Secara market, bisa dikata kan hampir dua ribu lembaga ke uangan yang akan menggunakan jasa PBK.

 

Tidak hanya lembaga keuangan, orang per orang juga perlu mengecek kredibilitas keuangannya. Ini juga bisa menjadi potensi market dari PBK. Apalagi, jumlah masyarakat Indonesia yang usianya di atas 17 tahun sangat banyak, bahkan bisa men capai 160 juta. Jadi pangsa pasar PBK ada dua, B2B (business to business) dengan lembaga keuangan dan B2C (business to costumer) dengan masyarakat umum.

 

Apa yang menjadi tolok ukur dalam pemberian penilaian?

Kami menggunakan beberapa metodologi. Akan tetapi, tolok ukur yang terbesar adalah perilaku pem bayaran seseorang pada masa lam pau terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Yang dinilai itu ketepatan seseorang dalam membayar, bukan kemam puannya membayar. Kalau individu memakai kartu kredit dan pembayarannya sering terlambat, berarti scoring-nya bisa semakin turun. Score yang kami berikan antara 250-900. Semakin tinggi score- nya, maka risiko individu tersebut dalam pengembalian semakin rendah.

 

Produk atau jasa apa saja yang ditawarkan oleh PBK?

Produk utama kami credit scoring dan report yang sudah diluncurkan sejak 27 Maret 2017. Credit scoring itu berupa scoreatas perilaku pembayaran individu. Sedangkan report berupa informasi perkreditannya, seperti jumlah fasilitas kredit daan riwayat atas masing-masing fasilitas. Pada 24 April 2019 lalu, kami meluncurkan brand atas credit scoring dan report yang diberi nama ID Score. Tujuan pemberian nama brandini agar masyarakat lebih mudah mengenal produk kami.

 

Sudah ada berapa lembaga ke uangan yang menjadi anggota PBK?

Jumlah lembaga keuangan yang menjadi memberPBK sudah mencapai 189. Mereka terdiri atas bank, perusahaan pembiayaan, koperasi, P2P (peer to peer) lending, hingga pe gadaian. Fokus utama kami saat ini adalah perbankan dan perusahaan pembiayaan. PBK lahir karena awal nya memang ingin melayani kedua industri itu. Perusahaan pembiayaan yang menjadi member saat ini jumlahnya 61. Bank, termasuk BPR, sebanyak 83 dan bank umum ada 25.

 

Alasan perusahaan pembiayaan cukup mendominasi karena secara industri mereka masih terbilang muda. Mereka pun masih perlu belajar mengenai pengelolaan risiko kredit. Oleh karena itu, dari sisi mereka banyak menggunakan. Dari 2017 sampai saat ini, total data yang kami kelola hampir mencapai 90 juta debitur unik.

Dengan model credit scoring yang menggunakan data alternatif, pelaku UMKM itu bisa dibantu mendapatkan akses pembiayaan.

Bagaimana profil debitur di Indonesia?

Profil debitur di Indonesia rata- rata mengajukan pinjaman masih untuk konsumtif. Harus diakui ini juga menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Tapi sekarang, arahnya sudah mulai ke kredit produktif. Kalau profil debitur bisa imbang antara kredit konsumtif, kredit produktif, dan kredit investasi tentu akan semakin mendorong pertumbuhan kredit.

 

Apakah ada inovasi yang tengah dikembangkan?

Rencananya, akan ada beberapa produk yang akan dikeluarkan. Pertama, kami sedang kembangkan benchmarking. Produk ini memberikan informasi berupa data agregat perbandingan antara kondisi debitur di suatu perusahaan dan industri. Ini rencananya akan diluncurkan pada September 2019. PBK juga sedang mengembangkan Custom Credit Score yang memberikan penilaian dan informasi lebih spesifik per produk atau hanya berdasarkan karakter industri. Pengembangan produk ini membutuhkan waktu lama sehingga diperkirakan baru diluncurkan sekitar triwulan kedua 2020.

 

Terakhir, akan ada pula Alternatif Score yang rencananya akan diluncurkan pada triwulan kedua 2020.

Produk ini berupa penilaian debitur berdasarkan data alternatif, seperti menggunakan media sosial dan ponsel. Ada banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki kartu kredit atau belum pernah mendapatkan pembiayaan dari bank, sehingga mereka bisa di-scoring dengan data ini.

 

Apa target Pefindo Biro Kredit untuk tahun ini?

Kami menargetkan pertumbuhan jumlah anggota tahun ini sebanyak 84 member. Total akan menjadi 245 member hingga akhir 2019. Kalau permintaan credit scoring dan reportkami targetkan tumbuh dua kali lipat menjadi 13 juta dibandingkan tahun lalu yang hanya 6,3 juta. Peningkatan target ini didorong karena pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit yang baik. Kami yakin market masih luas ditambah dengan dukungan pemerintah.

 

Untuk perusahaan pembiayaan se karang OJK (Otoritas Jasa Keuang an) sudah mengeluarkan POJK No mor 35 Tahun 2018 yang membolehkan perusahaan pembiayaan untuk memberikan pinjaman secara tunai. Aturannya, apabila perusahaan pembiayaan ingin memberikan pinjaman secara tunai, mereka wajib melakukan pengecekan kelayakan calon debitur ke biro kredit swasta. Itu adalah salah satu faktor yang mendorong perkembangan biro kredit swasta.

 

Bagaimana peran PBK dalam mengembangkan inklusi keuangan di Indonesia?

Secara tidak langsung PBK juga punya peran dalam meningkatkan inklusi keuangan. Ini adalah salah satu misi kami. Pertama, misi kami sebagai infrastruktur keuangan ingin mendukung lembaga keuangan. Kedua, misi kami ingin mendukung inklusi keuangan. Jadi, kami mem bantu masyarakat yang belum mem punyai akses ke perbankan dan per usahaan pembiayaan agar bisa mendapat kan akses ke sana. Ada banyak UMKM yang butuh modal kecil dan bank kantidak bisa kasih, sebab mereka juga tidak punya riwayat pinjaman. Dengan model credit scoring yang menggunakan data alternatif, pelaku UMKM itu bisa dibantu mendapatkan akses pembiayaan.

Bebas Menentukan Jalan Hidup

Oleh: Retno Wulandari

Yohanes Arts Abimanyu tidak pernah dipaksa untuk menjadi dirinya sekarang. Sejak kecil, pria yang sekarang menjabat sebagai direktur utama PT Pefindo Biro Kredit ini selalu menjalankan sesuatu atas pilihan dan kemauannya sendiri.

 

Menurut Yohanes, kebebasan menentukan jalan hidup yang diajarkan oleh orang tuanya itu yang membawanya berada pada posisi sekarang. "Nilai demokratis ini juga yang saya terapkan ke dalam keluarga saya," ujar Yohanes kepada Republika di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Yohanes mengaku, tidak menuntut anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya. Salah seorang anaknya bahkan mengambil jurusan yang berbeda dengannya ketika di perguruan tinggi. Dia hanya berpesan kepada anak-anaknya untuk konsisten dalam meniti karier.

 

Setidaknya hal itulah yang dilakukan oleh pria yang mendapatkan gelar Magister Manajemen dari Universitas Indonesia ini. Perjalanan karier Yohanes dimulai dari bekerja di Bursa Saham Jakarta.Selama 10 tahun, dia meniti karier, mulai dari sebagai auditor hingga menjadi kepala akuntan di divisi keuangan.

Setelah Bursa Efek Jakarta akhirnya digabung dengan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia, Yohanes masih melanjutkan kariernya menjadi kepala divisi keuangan selama lima tahun. Masih di bidang yang sama, karier Yohanes semakin menanjak dengan menduduki posisi sebagai direktur di perusahaan pemeringkat efek, Pefindo.

 

Berhasil menorehkan rekam jejak yang gemilang, Yohanes kemudian dipercaya untuk memimpin perusahaan anak usaha dari Pefindo, yaitu Pefindo Biro Kredit (PBK). Setelah dua tahun lamanya memimpin, Yohanes mampu membawa PBK menjadi pemimpin dalam industri lembaga pengelola informasi perkreditan.

 

Pada April 2019 lalu, keberhasilan Yohanes menjadi pemimpin dalam sejumlah perusahaan yang dia komandoi membuatnya diganjar penghargaan internasional, Excellence in Finance Leaders Award dari Finext Award. Finext Award didedikasikan bagi individu yang dinilai kreatif dan pekerja keras di bidang keuangan ataupun teknologi.

Mansyur Faqih

Asisten Redaktur Pelaksana

Foto-foto: Prayogi

Yohanes Arts Abimanyu

Direktur Utama PT Pefindo Biro Kredit (PBK)